PROPOSAL
PENELITIAN SKRIPSI
Judul : UPAYA MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR
PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI
POKOK IMAN KEPADA MALAIKAT MELALUI METODE SMALL GROUP DISCUSSION SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 SEMARANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
2012-2013.
Penulis : Lilik Nor Ismah
NIM : 093111062
Program Studi :
Pendidikan Agama Islam
A.
Latar Belakang Masalah
Menurut
E. Mulyasa, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.[1]
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Dikatakan edukatif
karena terjadi interaksi antara guru dengan siswa yang diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Agar
interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran dapat berjalan dengan aktif dan
tidak membosankan, maka guru harus pandai-pandai membuat metode agar siswa
aktif dalam pembelajaran.
Small
group discussion merupakan salah satu metode untuk dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran. Pentingnya penggunaan metode yang aktif tersebut
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga dapat mencapai prestasi
belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak
materi pokok Iman Kepada malaikat yang mencapai ketuntasan.
Al-Qur’an
telah mengisyaratkan penggunaan metode yang baik dalam pembelajaran. Terdapat
pada Q.S. An Nahl ayat 125:
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
Artinya: “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”[2]
Hasil wawancara bapak Qomar, guru PAI kelas X SMA negeri 1 Semarang
bahwa semangat belajar PAI siswa sangat rendah, banyak siswa yang menganggap
bahwa pelajaran PAI sangat membosankan dan tidak termasuk pelajaran yang
menentukan saat ujan akhir sekolah sehingga membuat peserta didik menjadi
mengabaikan pelajaran tersebut.
Salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik tidak semangat
dalam pembelajaran PAI adalah kurangnya pemahaman siswa tentang pendidikan
agama. Sebagian besar siswa lulusan dari SMP dan kurangnya pendidikan agama
dari keluarga.
Dari pengalaman di atas, muncul gagasan peneliti untuk memberikan
solusi bagaimana cara meningkatkan peran siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas bisa menjadi aktif, sehingga tujuan dari pembelajaran
dapat tercapai.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Pada Pembelajaran PAI Materi Pokok Iman Kepada Malaikat Melalui
Metode Small Group Discussion Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Semarang Semester Genap
Tahun Ajaran 2012-2013.”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang diajukan adalah: apakah dengan metode small group discussion dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PAI materi pokok Iman
kepada Malaikat siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang Semester Genap Tahun ajaran
2012/2013.
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
pada pembelajaran PAI materi pokok Iman
kepada Malaikat melalui metode Small Group Discussion pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2012-2013.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi
siswa:
a.
Memudahkan siswa
dalam memahami mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
b.
Memberikan
suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa tertarik dan antusias dalam
mengikuti pelajaran
c.
Melatih siswa
untuk belajar aktif dengan menumbuhkan daya kreatif siswa.
2.
Bagi
guru:
a.
Memotivasi guru
untuk lebih meningkatkan kinerja dan meningkatkan keprofesionalismeannya dalam
kegiatan belajar mengajar.
b.
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran dalam
usaha meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam khususnya pada materi Iman kepada Malaikat.
3.
Bagi
sekolah:
a.
Diperoleh
panduan inovatif strategi pembelajaran dengan metode Small Group Discussion
yang dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya.
b.
Dapat memberikan
sumbangan bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan
belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.
E.
Kajian Teori
1.
Keaktifan
Belajar
a)
Pengertian
meningkatkan keaktifan
Aktif berarti bahwa dalam proses
pembelajaran guru menciptakan suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa
aktif bertanya dan dapat mempertanyakan gagasannya. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,
bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk
mereka bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thingking aloud).[3]
Dalam pembelajaran aktif, yang dimaksud aktif adalah pembelajaran yang banyak
melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan
untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas.[4]
Yang dimaksud meningkatkan dalam
penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan keaktifan, jadi meningkatkan
berarti berusaha atau berupaya untuk menjadi meningkat.
Untuk mengukur keaktifan siswa ini dapat
dilihat dari beberapa indikator, antara lain :
1) Perhatian siswa
terhadap penjelasan guru
2) Kerjasamanya dalam
kelompok
3) Kemampuan siswa
mengungkapkan pendapat dalam kelompok
4) Memberi kesempatan
berpendapat kepada teman dalam kelompok
5) Mendengarkan lebih
baik ketikan teman berpendapat
6) Memberi gagasan yang
cemerlang
7) Membuat perencanaan
dan pembagian kerja yang matang
8) Keputusan
berdasarkan pertimbangan anggota yang lain
9) Memanfaatkan potensi
anggota kelompok
10)
Saling membantu dan menyelesaikan masalah.[5]
b)
Ciri-ciri
keaktifan Belajar
Dalam
setiap proses belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan, keaktifan
itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari keadaan fisik yang mudah kita amati
sampai kegiatan psikis. Adapun jenis-jenis aktivitas belajar peserta didik,
menurut Poul B. Dierich sebagaimana dikutip oleh Oemar Hamalik,
menggolongkannya sebagai berikut:
1)
Kegiatan-kegiatan
visual, misalnya; membaca, melihat gambar-
gambar,
mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran mengamati pekerjaan orang lain atau
bermain.
2)
Kegiatan-kegiatan
lisan (Oral), misalnya; mengemukakan suatu fakta, atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskus, dan interupsi.
3)
Kegiatan-kegiatan
mendengarkan, seperti; mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, mendengarkan musik, mendengarkan siaran radio.
4)
Kegiatan-kegiatan
menulis, seperti; menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, merangkum,
mengerjakan tes, mengisi angket.
5)
Kegiatan-kegiatan
menggambar, misalnya menggambar, membuat grafik, chart, peta, pola, diagram.
6)
Kegiatan-kegiatan
metrik, seperti; melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
7)
Kegiatan-kegiatan
mental, misalnya merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, mengambil atau membuat keputusan.
8)
Kegiatan-kegiatan
emosional, misalnya minat, membedakan merasa bosan, gembira, berani, tenang,
gugup dan sebagainya.[6]
c)
Faktor
yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam pembelajaran
Menurut
Gagne dan Briggs, yang dikutip oleh Martinis, factor-faktor yang dapat
menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yaitu :
1)
Memberikan
motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
2)
Menjelaskan
tujuan instruksional (kemampuan dasar pada siswa).
3)
Mengingatkan
kompetensi belajar kepada siswa.
4)
Memberikan
stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari).
5)
Memberi petunjuk
kepada siswa cara mempelajarinya.
6)
Memunculkan aktifitas,
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7)
Memberi umpan
balik (feed back).
8)
Melakukan
tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu
terpantau dan terukur.
9)
Menyimpulkan
setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.[7]
Keaktifan siswa alam proses pembelajaran
dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat
berlatih untuk berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.
Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, menghayati, mengimani,
bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dan sumber utamanya
kitab suci Al-Qur'an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
latihan, serta penggunaan pengalaman.[8]
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu
mewujudkan ukhuwah islamiyah dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi alubudiyah,
ukhuwah fi al-insaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa alnasab, dan ukhuwah fi
al-din al-Islam.[9]
Dalam pedoman umum Pendidikan Agama Islam sekolah
umum dan sekolah luar biasa, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengalaman dan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada
Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang
yang lebih baik.[10]
PAI terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek Qur’an
Hadist, aspek Aqidah Akhlak, aspek Fiqih, dan aspek Sejarah Kebudayaan Islam.
3.
Iman
Kepada Malaikat
a)
Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Salah satu Standar Kompetensi (SK) PAI materi pokok Iman kepada
Malaikat adalah Meningkatkan keimanan kepada Malaikat.
Kompetensi
Dasar (KD) dari SK di atas antara lain:
1.
Tanda beriman
kepada malaikat
2.
Contoh
berperilaku beriman kepada Malaikat.
b)
Tanda
Beriman kepada Malaikat
Malaikat adalah makhluk gaib, yang wujudnya tidak dapat di lihat,
didengar, dicium, ataupun diraba. Mereka hidup dalam suatu alam yang berbeda
dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini, oleh sebab itu tidak
dapat dicapai oleh pandangan kita. Yang mengetahui perihal dan hakikat mereka
yang sebenarnya hanyalah Allah SWT. Malaikat disucikan dari dorongan syahwat
hewani, terhindar dari keinginan-keinginan hawa nafsu, terjauh dari
perbuatan-perbuatan dosa dan salah. Mereka tidak seperti manusia yang suka
makan, minum, tidur, berjenis lelaki atau wanita.
Tanda-tanda Beriman kepada Malaikat:
1.
Taat
kepada Allah dan rasul-Nya
2.
Tidak
mempersekutukan Allah
3.
Mematuhi
ajaran-ajaran yang disampaikan al-Qur’an
4.
Melaksanakan
segala tuntunan syariat Islam
c)
Contoh
berperilaku beriman kepada Malaikat
Bentuk prilaku yang
mencerminkan keimanan kepada malaikat adalah:
1.
Meningkatnya
keimanan dan ketaqwaan.
Seseorang
yang memahami tugas-tugas para malaikat, akan semakin yakin betapa Maha Besar dan
Maha Kuasa Allah SWT.
2.
Meningkatnya
amal saleh
Seseorang
yang memahami bahwa setiap amal manusia akan dicatat dan diberikan balasan
sesuai dengan amal perbuatannya, akan senantiasa meningkatkan amal
salehnya.
3.
Selalu
berhati-hati
Seseorang
yang memahami bahwa para malaikat selalu memantau perbuatan manusia, akan
selalu berhati-hati sehingga tidak terjebak dalam perbuatan dosa.
4.
Tidak sombong
Seseorang
yang memahami bahwa setiap manusia akan mati dan masuk kealam barzah serta akan
ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir, tidak akan berbuat sombong.
5.
Tenang dan
tentram jiwanya
Seseorang yang
memahami bahwa setiap perbuatan manusia akan mendapatkan balasan dari Allah
Swt. Akan menjadi tenang dan tentram jiwanya. Apapun yang terjadi ia akan mampu
mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa dalam kehidupannya.[11]
4.
Small
Group Discussion
a)
Pengertian
metode Small Group Discussion
Secara sederhana
pengertian small group discussion penulis uraikan sebagai berikut, small
artinya kecil, group artinya kelompok (dynamic group) kelompok
dinamik, discussion artinya tukar pendapat untuk memecahkan suatu
masalah/ mencari kebenaran.
Small group discussion merupakan
bagian dari banyak metode pembelajaran yang memacu keaktifan peserta didik.
metode ini selain sebagai metode diskusi juga sebagai metode pemecahan masalah
(problem solving). Small group discussion dilakukan dengan
membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan
permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi dalam sub masalah
yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok. Selesai diskusi dalam kelompok
kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
Dalam
small group discussion peserta didik membuat kelompok kecil (5 sampai 6
orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan oleh guru atau bahan yang
diperoleh sendiri oleh anggota kelompok tersebut.
b)
Langkah-langkah
metode Small Group Discussion
Langkah-langkah merupakan tahapan yang akan dilakukan dalam
melaksanakan kegiatan, dalam hal ini adalah langkah-langkah dalam melaksanakan
metode small group discussion,yaitu:
1.
Bagi
kelas menjadi beberapa kelompok kecil (maksimal 5 murid) dengan menunjuk ketua
dan sekretaris
2.
Berikan
soal studi kasus (yang dipersiapkan oleh guru) sesuai dengan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
3.
Instruksikan
setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut
4.
Pastikan
setiap kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi
5.
Instruksikan
setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan hasil diskusinya
dalam forum kelas
c)
Tujuan
Small Group Discussion
Tujuan dari metode small group discussion adalah agar peserta didik
memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang
dihadapi dalam kehudupan sehari-hari.[13]
Penerapan
metode small group discussion sebagai salah satu strategi pembelajaran,
diharapkan siswa belajar bagaimana dia belajar dari orang lain, karena
belajar tidak harus dengan guru. Bagaimana menanggapi orang lain,
bagaimana memelihara kesatuan kekompakan, dan belajar tentang
teknik-teknik pengambilan keputusan yang amat berguna bagi mereka dalam
kehidupan bermasyarakat.
F.
Kajian Pustaka
Kajian pustaka atau tinjauan pustaka merupakan tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan
permasalahan yang hendak diteliti. kajian pustaka berfungsi sebagai perbandingan dan tambahan
informasi terhadap penelitian yang hendak dilakukan.
Antara lain:
Penelitian oleh Ernaning Marfuatun
dengan judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi pokok Sifat-Sifat Terpuji kelas VIIC melalui
metode Jigsaw Learning di SMP N 2 Warureja Tegal” dengan hasil bahwa
Model pembelajaran Jigsaw Learning ini telah berhasil meningkatkan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi pokok
sifat-sifat terpuji, seperti perhatian siswa terhadap perhatian guru,
kerjasamanya dalam kelompok, kemampuan dalam mengungkapkan pendapat, memberi
kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik
ketika teman berpendapat, memberi gagasan yang cemerlang.
Penelitian oleh Ainun Najib dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak materi pokok Iman
kepada Malaikat Allah dan Makhluk Gaib selain Malaikat melalui strategi giving
question dan getting answer pada siswa kelas VII A MTs Nurul Ulum Mranggen
Demak Tahun ajaran 2010/2011.” Dengan hasil bahwa strategi giving question dan
getting answer dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak
materi pokok Iman kepada Malaikat Allah dan Makhluk Gaib selain Malaikat pada
siswa kelas VII A MTs Nurul Ulum Mranggen Demak Tahun ajaran 2010/2011. Yang
dibuktikan dengan hasil belajar yang mencapai ketuntasan mencapai 77,78%.
Dari kajian pustaka yang ada, peneliti
lebih menekankan penelitian pada “Upaya
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PAI Materi Pokok Iman Kepada Malaikat Melalui
Metode Small Group Discussion Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Semarang Semester
Genap Tahun Ajaran 2012-2013.”
G.
Hipotesis Tindakan
Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis
adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul, atau jawaban dari masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan tinggi keberadaannya.[14]
Adapun hipotesis yang diajukan peneliti
dalam penelitian ini adalah: adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran PAI materi pokok Iman kepada Malaikat dengan menggunakan metode
Small Group Discussion pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang Semester Genap Tahun
Ajaran 2012/2013.
H.
Metodologi Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Tujuan utama penelitian tindakan
kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta profesionalisme
guru dalam menangani proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai. Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PAI materi
pokok Iman kepada Malaikat dengan menggunakan metode Small Group Discussion
pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013.
2.
Tempat
dan Waktu Penelitian
a.
Tempat
Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Semarang, dengan
pertimbangan bahwa SMA Negeri 1 Semarang merupakan sekolah bertaraf RSBI yang
ada di Semarang dan merupakan tempat PPL peneliti. Dengan demikian diharapkan
dapat memudahkan dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
b.
Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2012/2013, selama satu bulan terhitung
mulai
tanggal 4 februari sampai 5 maret 2012.
3.
Kolaborator
Salah satu
karakteristik PTK adalah adanya kolaborasi ( kerjasama ) antara praktisi (guru,
kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan
tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan
tindakan ( action ).[15]
Dalam penelitian
ini yang menjadi kolaborator adalah bapak Qomar, S.PdI selaku guru PAI kelas X
SMA Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2012/2013.
4.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Semarang,
karena kurangnya keaktifan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI, dan
siswa lebih merendahkan pelajaran PAI daripada kelas X lainnya yang ada di SMA
Negeri 1 Semarang.
5.
Prosedur
Penelitian
a.
Model
penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. [16]
Cara pelaksanaan tindakan kelas dilakukan dengan dua kali siklus,
tiap siklus terdiri dari empat prosedur yaitu perencanaan, palaksanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi.
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart.[17]
b.
Pra
siklus
Tahap pra siklus ini peneliti akan melihat proses pembelajaran PAI
secara langsung di kelas X.5 SMA Negeri 1 Semarang, yang masih menggunakan metode
ceramah. Sehingga siswa merasa bosan dan tidak mengikuti pembelajaran dengan
aktif.
c.
Siklus
Kegiatan
Tahapan dalam penelitian ini disusun melalui
siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Penelitian dirancang dalam dua siklus yaitu siklus I,
dan siklus II. Pelaksanaan tiap siklus akan diambil 1 kelas dengan kolaborator
guru pengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu bapak Qomar, S.PdI.
1.
Siklus I
a.
Perencanaan
Tindakan
Perencanaan
yang dilakukan peneliti dengan mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
1)
Peneliti
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran PAI materi Iman kepada Malaikat
Allah.
2)
Peneliti membuat
lembar pengamatan aktifitas siswa.
3)
Peneliti
mengidentifikasi kesulitan siswa dengan mencari penyebab dari kurangnya
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI.
b.
Pelaksanaan
Tindakan
Yaitu
melaksanakan pembelajaran berdasar atas apa yang telah direncanakan dalam RPP. Salah
satunya, melaksanakan pembelajaran PAI materi Iman kepada Malaikat dengan
menggunakan metode small group discussion.
c.
Hasil Pengamatan
Pengamatan
terhadap pembelajaran yang berlangsung untuk mengetahui aktifitas siswa dan
penyebab kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI.
d.
Refleksi
Hasil
pengamatan yang telah didapat pada siklus I dikumpulkan untuk dianalisis dan
dievaluasi sebagai dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran siklus II.
2.
Siklus II
Merupakan pengulangan
kembali dari siklus I: perencanaan, pelaksanaan, hasil pengamatan,
refleksi.
6.
Teknik
Pengumpulan Data
a.
Wawancara
Wawancara
adalah cara menghimpun bahan-bahan keteranga yang dilaksanakan dengan melakukan
tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan serta tujuan yang telah
ditentukan.[18]
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat
tentang peningkatan keaktifan siswa di kelas. Wawancara ini ditujukan kepada
siswa sebagai subyek yang akan diteliti selain itu juga kepada guru Pendidikan
Agama Islam sebagai mitra kerja atau kolaborator dalam penelitian ini adalah
Qomar, S.PdI selaku guru Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Semarang.
b.
Observasi
Observasi
adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.[19]
Pengamatan dilakukan pada tiap siklus untuk mengamati proses penerapan metode
small group discussion dan untuk mengamati keaktifan siswa.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi
berasal dari dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dokumentasi
digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang daftar nama siswa, jumlah
siswa, nilai PAI sebelumnya, dan foto-foto pendukung lainnya.
7.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis
data merupakan tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah data terkumpul untuk
segera digarap oleh staf peneliti untuk mengolah data.[20]
Data dari hasil
pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan
peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk
menggambarkan keberhasilan metode small group discussion yang dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan indikator keaktifan dalam proses
pembelajaran pendidikan agama Islam.
8.
Indikator
Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari
penelitian ini adalah apabila tujuan dari penelitian ini tercapai, yaitu upaya
untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PAI aspek
Aqidah Akhlak materi Iman kepada Malaikat Allah dengan menggunakan metode Small
Group Discussion pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran
2012/2013.
I.
Sistematika Pembahasan
BAB
I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan gambaran
umum dalam penulisan skripsi, yang berisi tentang: latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian.
BAB
II: LANDASAN
TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Dalam bab
ini akan menjelaskan tentang kerangka
teoritik serta
landasan dalam penelitian ini yang secara singkat akan membahas tentang upaya
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran
PAI materi pokok Iman Kepada Malaikat melalui metod small group discussion pada
siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013.
Hipotesis yang peneliti ajukan dalam
penelitian ini adalah metode small group discussion dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PAI materi pokok Iman kepada malaikat
pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang Semester Genap tahun ajaran 2012/2013.
BAB
III: METODE
PENELITIAN
Dalam bab ini akan menyajikan tentang metode yang akan digunakan dalam
pelaksanaan penelitian ini meliputi: tujuan penelitian, Jenis Penelitian,
Tempat dan Waktu Penelitian , kolaborator, Teknik Pengumpulan Data, Teknik
Analisis Data.
BAB
IV: HASIL
PENELITIAN
Pembahasan hasil penelitian. Memaparkan diskripsi
lokasi penelitian yang meliputi sejarah SMA Negeri 1 Semarang, visi dan misi
sekolah, tujuan sekolah. Paparan data sebelum tindakan (observasi, pre tes,
hasil pre tes), siklus I (rencana tindakan siklus I, pelaksanaan tindakan
siklus I, observasi siklus I, dan refleksi siklus I), siklus II (rencana
tindakan siklus II, pelaksanaan tindakan siklus II, observasi siklus II, dan
refleksi siklus II), pembahasan.
BAB
V: PENUTUP
Pada bab terakhir ini akan
menyajikan tentang kesimpulan dari
Penelitian atau merupakan jawaban singkat dari permasalahan, Saran dan
Penutup.
DAFTAR
PUSTAKA
L. Silberman,
Melvi . Active Learning. 101 Cara Siswa Belajar Aktif. Bandung: Nusa Media.
2004
Khairudin, et.
al., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Nuansa Aksara. 2007
Ardhanalz’s
Weblog, Indikator Keaktifan Siswa yang Dapat Dijadikan Penilaian dalam PTK, http//:ardhanalz.wordpress.com/20012009/html
Hamalik, Oemar.
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2007
http://Tebar
Silaturrohim. Beriman-kepada-malaikat/htm, Moch. Hasanudin, N. Kasirah 16/12/2012
Ismail, SM. Strategi
Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail. 2011
Arikunto,
Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2002
Asrori, Mohammad Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung : Wacana Prima. 2008
Wiratmaja, Rachiati.
Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005
Sudijono,Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada. 2008
Muhaimin.
Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya. 2002
Yulis,
Rama. Metodologi PAI. Jakarta: Kalam Mulia. 2005
Muhaimin.
Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya. 2002
Departemen
Agama RI. Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam Sekolah Umum Dan Sekolah Luar
Biasa. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam. Direktorat Madrasah Dan
Pendidikan Agama Islam Pada
Sekolah Umum. 2003
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:
Pelita. 1985
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:
Rosdakarya karya offset. 2003.
[3]
Melvi L. Silberman, Active Learning, 101 Cara Siswa Belajar Aktif, (Bandung:
Nusa Media, 2004), terj.Raisul Muttaqiem, hlm. 9.
[4]
Khairudin, et. al., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta:
Nuansa Aksara, 2007), hlm.208.
[5] Ardhanalz’s
Weblog, Indikator Keaktifan Siswa yang Dapat Dijadikan Penilaian dalam PTK, http//:ardhanalz.wordpress.com/20012009/html
[6]
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
Cet. 6, hlm. 90-91
[7] Martinis
Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada, 2007), hlm. 84
[8]
Rama Yulis, Metodologi
PAI, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 21
[9]
Muhaimin, Paradigma
Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II,
hlm. 77.
[10]
Departemen Agama RI, Pedoman
Umum Pendidikan Agama Islam Sekolah Umum Dan
Sekolah Luar
Biasa, (Jakarta:
Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah Dan
Pendiikan
Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2003), hlm. 2
[11] http://Tebar
Silaturrohim. Beriman-kepada-malaikat/htm, Moch. Hasanudin, N. Kasirah 16/12/2012
[12] Ismail SM,
Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2011),
hlm. 87-88
[13] Ismail SM,
Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2011),
hlm. 88
[14]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 64
[15] Mohammad
Asrori, Penelitian Tindakan Kelas,( Bandung : Wacana Prima, 2008 ), hlm.
9
[16] Suharsimi
Arikunto, Dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumu Aksara, 2006),
hlm. 3
[17] Rachiati
Wiratmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 66
[18] Anas
Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2008), hlm. 82
[19]
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2008), hlm. 76
[20]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. 12. hlm. 209.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar