E-LEARNING DALAM PENDIDIKAN
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing bangsa,
dengan demikian ,sector pendidikan harus terus-menerus ditingkatkan mutunya.
Pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,
apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat membangun negaranya.
Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang ipersiapkan untuk itu
melalui pendidikan. Fakta saat ini
menunjukan bahwa factor kesenjangan pendidikan salah satu factor utama dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Kesenjangan mutu
pendidikan tersebut selain disebabkan karena factor sarana dan prasarana
yang belum memadai, sumber daya manusia yang masih terbatas yang belum siap
menyongsong masa yang akan datang.
Era
baru dalam dunia pendidikan adalah diperkenalkannya reformasi pendidikan yang
berkaitan erat dengan system informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia
pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha
menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana
komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.
.
II.
PERMASALAHAN
1. Apakah
E-Learning itu ?
2. Apa
saja kelebihan E-Learningitu ?
3. Bagaimana
kedudukan E-Learningdalam teknologi pendidikan ?
4. Bagaimana
pula pembelajaran E-Learningitu ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan ciri-ciri E-Learning
E-Learning merupakan
singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses
belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya sebagai sistem
pembelajarannya. E-Learningmerupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian E-Learning
menurut versinya masing-masing, diantaranya:
Ø Dong (dalam Kamarga,2002) E-Learning sebagai kegiatan belajar
asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Ø Learn Frame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary,
2001]
E-Learningadalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media komputer.
E-Learningadalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media komputer.
E-Learning dalam arti luas
bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik baik secara
formal maupun informal. E-Learning secara formal misalnya adalah pembelajaran
dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun
berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola E-Learning
dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya
tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak
jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya
perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa E-Learning untuk
umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang
lebih sederhana[1]
Istilah E-Learning sangat popular di beberapa tahun
ini, meskipun konsepnya sudah cukup lama dimunculkan sebelumnya. Istilah ini
sendiri memiliki definisi yang sangat luas. Secara terminology huruf e pada E-Learning
berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual atau distance
(jarak). Dari hal ini muncul istilah virtual atau distarning (pembelajaran di
dunia maya) atau distance learning (pembelajaran jarak jauh). Sedangkan kata learning sering diartikan
dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan (training). Jadi E-Learning
berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkap
elektronika. Dalam pelaksanaannya, E-Learning menggunakan jasa audio, video,
perangkap computer atau kombinasi ketiganya. E-Learning merupakan sebuah proses
pembelajaran yang dilakukan melalui Network (jaringan). Ini berarti dengana E-Learning
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media
teknologi informasi dan komunikasi berupa computer dan jaringan internet atau
intranet. Dengan E-Learning, belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja,
melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran
berlangsung efisien dan efektif.
Dari
hal tersebut bermakna, bahwa E-Learning adalah proses learning (pembelajaran)
menggunakan/memanfaatkan TIK sebagai tools. Focus E-Learning adalah pada
“LEARNING” (belajar) dan bukan pada “e” (electronic). E-Learning juga berarti
proses transformasi pembelajaran dari “Instructor Centric” ke “Learner Centric”[2]
E-Learning merupakan suatu teknologi
pembelajaran yang relative baru di Indonesia. Dalam pembelajaran itu pengajar dan
peserta didik tidak perlu berada pada tempat dan waktu yang sama untuk melangsungkan
proses pembelajaran. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran yang
memanfaaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penggunaan E-Learning
dapat diukur dari perilaku yang mencerminkan kebiasaan dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran sehari-hari. E-Learning merupakan
aplikasi TIK yang bersifat pragmatis yang memerlukan dukungan infrastructure
dan suoerstructur lain yang yang terkait dengan lembaga pendidikan dan pengajar
maupun peserta didik.
Dari
paparan diatas ,maka ciri khas E-Learning yaitu tidak tergantung pada waktu dan
ruang (tempat). Pembelajaran dapat dilaksanakan kapan dan dimana saja. Dengan
teknologi informasi, E-Learning mampu menyediakan bahan ajar dan mampu menyimpan
intruksi pembelajaran yang dapat diakses kapan pun dan dari manapun. E-
Learning tidak membutuhkan ruangan dan tempat yang luas sebagaimana ruang kelas
konvensional. Dengan demikian teknologi ini telah memperpendek jarak antara
pengajar dan peserta didik. [3]
B.
Kelebihan
dan Kekurangan E-Learning
E-Learning
sebagai sebuah wacana baru dirasakan lebih sesuai untuk peserta didik dengan
karakteristik diatas, keterbatasan waktu keterbatasan tempat belajar,
keterpisahan jarak secara geografis , dan keinginan peserta didik untuk belajar
ditempatnya sendiri. Hal ini akan terpenuhi jika metode yang digunakan adalah E-Learning.
Dengan demikian , E-Learning telah memperbesar kesempatan bagi individu
untuk mendapatkan pendidikan yang diinginkannya sekaligus mempercepat terciptanya
masyarakat yang yang berpengetahuan (knowledge society).[4]
E-Learning dianggap sebagai salah satu alternatif disamping
alternatif lain dalam sistem penyelenggaraan pendidikan, baik tenaga pendidik
maupun tenaga kependidikan, yaitu seluruh staf tata usaha sekolah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa keunggulan dan kelebihan yang dimiliki teknologi
informatika yang saat ini telah berkembang demikian pesat, sehingga
mememungkinkan penggunanya dapat bekerja secara cepat, akurat, dan memiliki
jaringan yang sangat luas.[5]
v Kelebihan E-Learning:
1. Memberikan
pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya
dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman pemahaman terhadap materi
pembelajaran akan lebih bermakna, mudah dipahami, mudah diingat dan mudah pula
untuk diungkapkan kembali.
2. Dapat
memperbaiki tingkat pemahaman dan daya ingat seseorang. (retention of
information) terhadap knowledge yang disampaikan, karena konten yang bervariasi
, interaksi yang menarik perhatian, dan adanya interaksi dengan e-learner dan
e-instructor yang lain.
3. Adanya
kerja sama dalam komunitas online, sehingga memudahkan berlangsungnya proses
transfer informasi dan komunikasi, sehingga setiap element tidak akan
kekurangmeningkatkan interaksi an sumber atau bahan belajar.
4. Administrasi
dan pengurusan yang terpusat, sehingga memudahkan dilakukannya akses dalam
oprasionalnya.
5. Menghemat
atau mengurangi biaya pendidikan, seperti berkurangnya biaya untuk membayar
pengajar atau biaya akomodasi dan transfortasi peserta didik ke tempat belajar.
6. Pembelajaran
dengan dukungan internet membuat pusat perhatian dalam pembelajaran tertuju
pada peserta didik, sebagaimana ciri pokok E-Learning. Ini berarti dalam
pembelajaran peserta didik tidak bergantung sepenuhnya kepada pengajar.[6]
Di samping itu , Bates dan Wulf (1996) menambahkan
bahwa pembelajaran E-Learning juga memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Meningkatkan
interaksi pembelajaran
2. Mempermudah
interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
3. Memiliki
jangkauan yang luas
4. Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
v Kekurangan E-Learning:
1. Kurangnya
interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antar sesame peserta
didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya value
dalam proses pembelajaran
2. Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan sebaliknya mendorong tumbuhnya
aspek bisnis/komersil
3. Proses
pembelajaran cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
4. Berubahnya
peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT/medium
computer
5. Peserta
didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal
6. Tidak
semua tempat tersedia fasilitas internet
7. Kurangnya
tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan mengoprasikan internet
8. Kurangnya
personel dalam hal penguasaan bahasa pemograman computer.[7]
C.
Pengembangan
E-Learning
Perkembangan
teknologi E-Learningtelah memberikan nuansa baru di dalam pendidikan kita. Jika
waktu-waktu sebelumnya, secara konvensional guru atau dosen melakukan proses
pembelajaran dengan menghimpun siswa pada tempat atau ruangan tertentu secara
bersamaan, kondisi tersebut kini telah diperkaya dengan berkembangnya
perkembangan melalui jasa teknologi yang tidak lagi selalu mengharuskan peserta
didik berkumpul secara bersamaan dan dibatasi oleh waktu dan tempat. [8]
Perubahan wacana ekonomi yang kemudian diikuti oleh
permintaan akan pekerja yang berpengetahuan (knowledge worker) telah
memicu keberadaan beberapa lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan
tinggi, bahwa dalam proses
pembelajarannya harus berbasis teknologi informasi (information and
telecommunication based learning). Model pembelajaran ini diharapkan terus
berjalan secara berkesinambungan dengan mengembangkan berbagai pendekatan untuk
mencapai kondisi yang ideal agar dapat memenuhi tuntutan dunia bisnis.
Proses
pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan E-Learning tidak bisa disamakan
dengan lembaga pendidikan pada umumnya, juga berbeda dengan pola pembelajaran
konvensional yang hanya menggunakan metode tatap muka. Proses pembelajaran E-Learning
adalah perpaduan antara metode tatap muka dengan metode on line (via
internet dan berbagai pengembangan teknologi informasi lainnya).
Dalam
hal ini perlu ditumbuhkan kemandirian pada diri setiap pendidik untuk membuat
mereka menjadi lebih independen dan akan memperkaya mereka dengan kemampuan
dalam menguasai ilmu pengetahuan di luar kelas. Aspek lain yang perlu
ditanamkan terutama pada pendidikan tinggi adalah konsep yang mengatakan
bahwa belajar adalah sebuah proses yang tidak akan pernah berhenti (lifelong
learning process).[9]
Penerapan
E-Learning sebagai bagian integral dari system pembelajaran telah dilakukan
oleh beberpa lembaga pendidikan. Misalanya, departemen pendidikan Jerman,Inggris,
dan Perancis telah menyusun sutu rencana
induk strategis untuk memanfaatkan TI dalam pembelajaran e-education .
sedangkan Italia telah membangun infrastruktur e-education dengan membangun
lebih dari 15000 sambungan internet sekolah. Di AS siswa SMU diperbolehkan
untuk menyelesaikan pendidikan mereka melalui system e-education. Di Singapura telah
disusun suatu rencana strategis pembangunan
lingkungan pendidikan melalui cyber yang terpadu. Dan pada tahun 1998 Singapura
telah membangun lingkungan belajar berbasis TI di sekolah-sekolah melalui
program Singapore ONE@school.
Pada
dasarnya E-Learning telah mulai diterapkan sejak tahun 1970-an. Secara umum
terdapat beberapa hal penting sebagai persyaratan pelaksanaan E-Learning yaitu
sebagai berikut :
a) Kegiatan
proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan.
b) Tersedia
dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan
belajar.
c) Adanya
lembaga penyelenggara/pengelola E-Learning
d) Adanya
sikap positif dari siswa dan tenaga pendidik terhadap teknologi computer dan
internet.
e) Tersedianya
rancangan system pembelajaran yang dapat dipelajari oleh setiap siswa.
f) Adanya
system evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan mekanisme umpan balik yang
dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.[10]
D.
Teknologi
E-Learning
Beberapa
produk teknologi E-Learningdalam pembelajaran meliputi:
1. Audio Conreferencing
Merupakan
salah satu teknologi E-Learning teraktif
paling sedarhana dan relative murah untuk menyelenggarakan distance
learning. Audio conferencing adalah konferensi langsung dalam bentuk audio
(suara) antar dua orang atau lebih yang berada pada tempat berbeda, bahkan
dapat melibatkan peserta yang banyak pada lokasi yang tersebar dan berbeda. Teeknologi
yang digunakan adalah sarana telepon. Dalam pelaksanaan audio conferencing
dibutuhkan kerangka tambahan (audio conrefencing bridge) yang dapat mengurangi
gangguan (noise) maupun in teraksi pada system.
2. Videobroadcasting
Penggunaan
program E-Learning dengan Videobroadcasting lebih banyak digunakan dibandingkan
dengan audio conferencing. Hal ini karena sifat Videobroadcasting yang audio
visual. Dalam prinsip belajar diungkapkan bahwa belajar akan lebih berhasil
jika melibatkan banyak indera. Sasaran peserta dalam jumlah yangbesar (massal)
dan menyebar (dispersed). Sebagai media transaksi pada umumnya menggunakan
media satelit. Peserta mengikuti program pembe,ajaran melalui Videobroadcasting dengan cara melihat dan
mendengar pesawat televise yang berhubung ke stasiun tertentu melalui antenna
penerima biasa atau antena parabola yang dilengkapi decoder khusus.
3. Videoconferencing
Teknologi
multimedia Videoconverencing dapat memungkinkan seluruh peserta didik melihat,
mendengar dan bekerja sama secara langsung. Sesuai dengan namanya, fungsi
Videoconverencing memberikan visualisasi secara langsung dan lengkap kepada
seluruh peserta didik dengan menggunakan multimedia (video, audio dan data).[11]
Sesuai
dengan model pengembangan pembelajaran maka disusun prosedur pengembangan
sebagai berikut. :
a. Menentukan
mata pelajaran yang akan dikembangkan
Langkah pertama dalam menentukan
mata pelajaran yang akan dikembangkan adalah mengkaji situasi lapangan dengan
cara observasi langsung terhadap system pembelajaran khususnya dalam
matapelajaran yang akan dikembangkan dalam bentuk e-learning.
b. Mengembangkan
web based learning
Untuk mengembangkan WBL dilakukan
dalam beberapa langkah yakni ;
·
Menentukan
tujuan umum pembelajaran
·
Menentukan
tujuan khusus pembelajaran
·
Menentukan karakter
siswa
·
Menyusun materi
pembelajaran
·
Mendesain
software WBL dilakukan dengan dua langkah yaitu (1) menentukan jenis software dan
hardware yang digunakan dan (2) menysun alur program pengembangan software WBL
·
Membuat system
keamanan data WBL , proteksi data dalam WBL ini adalah dalam rangka bertujuan
untuk perlindungan hak cipta bagi pengembang serta perlindungan data terhadap
penyalahgunaan informasi.
c. Memproduksi
WBL
Setelah dihasilkan alur programWBL
maka dapat dimulai memproduksi software sesuai alur. Dalam memproduksi
pembelajaran terlebih dahulu dilakukan pengkajian isi pembelajaran oleh ahli
bidang studi.
d. Menyusun
petunjuk penggunaan program
Menyusun petunjuk penggunaan
program meliputi penjelasan tujuan program dan petunjuk menjalankan program.
e. Menyediakan
jaringan
Komponen hardware dan software
serta beberapa persyaratan hardware lain yang harus ada untuk mengimplementasikan WBL, yaitu jaringan
local (intranet), dan jaringan interkoneksi internasional (internet).
f. Proses
instalasi produk pembelajaran
Hal ini dilakukan dengan
mendaftarkan alamat virtual kedalam IIS agar dapat diakses oleh siswa. Jika WBL
diletakkan dalam internet maka sebelumnya harus dipesan alamat web tersebut
agar bisa terdaftaar dalam internet.[12]
v Metode
penyampaian bahan ajar di E-Learning ada dua:
1) Synchrounous e-Learning:
Guru dan siswa dalam
kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda.
Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di Universitas
Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference dengan professor yang ada di
Stanford University. Nah ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Yang
pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur saja Indonesia belum siap di
level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun tingginya biaya. Tapi ada yang
main hajar saja (tanpa study yang matang) mengimplementasikan synchronous E-Learningini.
Hasilnya peralatan teleconference yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya
digunakan untuk coffee morning, itupun 6 bulan sekali.
2) Asynchronous e-Learning:
Guru dan siswa dalam
kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda.
Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) E-Learning berupa Learning
Management System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan
content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa
bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan
implementasi E-Learning yang umum, Asynchronous E-Learning dimatangkan
terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous E-Learning ketika
kebutuhan itu datang.[13]
IV.
PENUTUP/KESIMPULAN
E-Learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning,
merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media
elektronik khususnya sebagai sistem pembelajarannya. E-Learning merupakan dasar
dan konsekuensi logis
E-Learning
adalah proses learning (pembelajaran) menggunakan/memanfaatkan TIK sebagai
tools. Focus E-Learningadalah pada “LEARNING” (belajar) dan bukan pada “e”
(electronic). E-Learningjuga berarti proses transformasi pembelajaran dari
“Instructor Centric” ke “Learner Centric”
Pembelajaran
dengan E-Learning memiliki banyak kelebihan, seperti diberikan berikut:
a) Memberikan
pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya
dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman pemahaman terhadap materi
pembelajaran akan lebih bermakna
b) Dapat
memperbaiki tingkat pemahaman dan daya ingat seseorang. (retention of
information) terhadap knowledge yang disampaikan, karena konten yang bervariasi
, interaksi yang menarik perhatian, dan adanya interaksi dengan e-learner dan
e-instructor yang lain.
c) Adanya
kerja sama dalam komunitas online, sehingga memudahkan berlangsungnya proses
transfer informasi dan komunikasi, sehingga setiap element tidak akan kekurangmeningkatkan
interaksi an sumber atau bahan belajar.
d) Administrasi
dan pengurusan yang terpusat, sehingga memudahkan dilakukannya akses dalam
oprasionalnya.
e) Menghemat
atau mengurangi biaya pendidikan, seperti berkurangnya biaya untuk membayar
pengajar atau biaya akomodasi dan transfortasi peserta didik ke tempat belajar.
f) Pembelajaran
dengan dukungan internet membuat pusat perhatian dalam pembelajaran tertuju
pada peserta didik,
Perkembangan
teknologi E-Learningtelah memberikan nuansa baru di dalam pendidikan kita. Jika
waktu-waktu sebelumnya, secara konvensional guru atau dosen melakukan proses
pembelajaran dengan menghimpun siswa pada tempat atau ruangan tertentu secara
bersamaan, kondisi tersebit kini telah diperkaya dengan berkembangnya
perkembangan melalui jasa teknologi yang tidak lagi selalu mengharuskan peserta
didik berkumpul secara bersamaan dan dibatasi oleh waktu dan tempat.
produk
teknologi E-Learning dalam pembelajaran meliputi:
1. Audio
Conreferencing
2. Videobroadcasting
3. Videoconferencing
metode
penyampaian bahan ajar di E-Learning ada dua:
1) Synchrounous
e-Learning
2) Asynchronous
e-Learning
DAFTAR
PUSTAKA
Aunurrahman,
Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. 2009
Eti
Rochaety,dkk. System Informas Manajemen Pendidikan. Jakarta: bumi
aksara. 2006
Made
wena.Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer, Jakarta: bumi aksara,.2009
Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan
Komunikasi, Bandung: CV Alfabeta.
2008
Rusman.
Model-model
pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: Rajawali Press. 2011.
http://flashnold.blogspot.com/2010/05/pembahasan-e-learning.html
pada tanggal 23 september 2011 pukul
13.45
http://www.tugaskuliah.info/2009/07/makalah-e-learning.html
pada tanggal 23 september 2011 jam 13.45
http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning/
pada tanggal 23 september pukul 13.45
[1]
Dikutip dari http://flashnold.blogspot.com/2010/05/pembahasan-e-learning.html
pada tanggal 23 september 2011 pukul 13.45
[2] Munir. Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: CV Alfabeta, 2008, Hlm.
202-203
[3]Munir. Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: CV Alfabeta, 2008, hlm. 204
[4] Eti Rochaety,dkk , System
Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: bumi aksara, 2006 hlm. 78
[5] Dikutip dari http://www.tugaskuliah.info/2009/07/makalah-e-learning.html
pada tanggal 23 september 2011 jam 13.45
[6] Munir, Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: CV Alfabeta, 2008, hlm. 205
[7]
Rusman, Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru,
Jakarta: Rajawali Press, 2011, hlm. 352
[8]
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm.238.
[9] Eti Rochaety,dkk , System
Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: bumi aksara, 2006, hlm. 76-77
[10] Made wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,
Jakarta: bumi aksara, 2009. hlm. 211-212
[11]Munir, Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: CV Alfabeta, 2008, hlm.210-211
[12] Made wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,
Jakarta: bumi aksara, 2009. hlm. 218-220
[13] Dikutip dari http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning/
pada tanggal 23 september pukul 13.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar