Sabtu, 15 Desember 2012

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Komponen-Komponen Dalam Suatu Kelas Yang Dapat Dikaji Melalui PTK

Semarang, 16 Desember 2012


1.      Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Bila kita mau jujur, hampir semua orang akan sepakat bahwa kualitas kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah perlu ditingkatkan. Bagaimana caranya? Angelo dalam Sukayati (2008:6) berpendapat bahwa sebagian pendidik menyatakan, dunia pendidikan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat menjawab peningkatan kualitas pendidikan. Para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas.
Mereka lebih tertarik pada aspek publikasi ilmiah dari hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Para peneliti menyatakan bahwa apa yang dihasilkan dari kegiatan penelitian hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah sebabnya, persoalan-persoalan teknis yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum terjawab.
Pernyataan tersebut tentu menimbulkan pemikiran bagi kita. Bagaimana hasil-hasil penelitian pendidikan di Indonesia? Apakah pernyataan tersebut juga berlaku?
Pada tahun 1986 dalam usaha untuk mempersempit jurang pemisah antara penelitian dan pengajaran, Praticia Cross dalam Sukayati (2008:7) mengajukan sebuah cara sistematis untuk pengajaran yang dilakukan dalam kegiatan penelitian kelas. Menurut Cross penelitian tindakan  kelas merupakan sebuah cara untuk mengurangi jarak antara peneliti dan praktisi, karena mengangkat persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Hasil penelitian dapat secara langsung dimanfaatkan untuk kepentingan kualitas kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
 Dalam dunia pendidikan, PTK atau Classroom Action Research yang dapat dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya, semakin dirasakan manfaatnya baik untuk perbaikan maupun peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Pertanyaan yang kemudian muncul, pernahkah bapak/ibu guru memikirkan untuk mencoba PTK? Atau yang lebih ringan pernahkah bapak/ibu guru membaca laporan hasil PTK? Atau membantu teman guru melaksanakan PTK? Tentu kita tidak mengharap terjadi jawaban dari bapak/ibu yaitu belum sama sekali atau tahu saja baru sekarang. PTK memang masih dirasa asing oleh sebagian besar guru kita, terutama guru SD.
            Dalam istilah aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan Classroom Action Research. Belakangan ini, penelitian ini dinegara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Australia dan Canada telah berkembang dengan pesat. Para ahli penelitian di Negara-negara tersebut menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penelitian tindakan kelas. Faktor penyebabnya menurut Muhammad Asrori (2007) adalah karena  jenis penelitian ini  mampu menawarkan peningkatan profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli penelitian Mc. Niff dalam M. Asrori (2007) mengatakan dengan tegas bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran.
            Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa mengenai aspek interaksi nya dalam proses pembelajaran. Selain itu dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif.
Akhirnya dengan penelitian tindakan kelas guru juga dapat mengamati sendiri, merasakan sendiri dan menilai sendiri apakah kegiatan pembelajaran yang diterapkan selama ini memiliki efektivitas yang tinggi terhadap proses hasil belajar. Misalnya saja apakah pemberian pekerjaan rumah kepada siswa terlalu banyak? Apakah umpan balik secara verbal yang diberikan kepada siswa selama ini tidak efektif? Apakah metode mengajar yang digunakan selama ini cenderung membosankan siswa atau tidak? Apakah penggunaan media pembelajaran selama ini sudah cukup dan bagus atau tidak? Dan sebagainya. Jika berdasakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran tertentu yang selama ini tidak efektif, maka guru dapat merumuskan tindakan tertentu untuk memperbaiki proses kegiatan tersebut guna meningkatkan kualitas dan efektivitasnya.
Dengan PTK (menurut Dra. Sukayati, M.pd), guru dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran agar lebih efektif. PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. Alasannya, setelah PTK guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai pembelajaran yang selama ini dilakukan apakah cocok dengan teori belajar mengajar dan dapat diterapkan dengan baik di kelasnya. Melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan produk pembelajaran agar lebih efektif dan optimal.
            Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan Penelitian  Tindakan Kelas (PTK) berikut ini disajikan beberapa pengertian PTK yang diambil dari berbagai sumber :
1.     Menurut Suharsimi. A. (2007) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar.
2.   Kasihani (1999) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Jadi masalah-masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar dalam penelitian adalah masalah yang benar-benar ada dan dialami oleh guru.
3.      Menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat di definisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru.
4.   Suhardjono (2007:58) mengatakan abahwa Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
5.  Rustam dan Mundilarto (2004:1) mendefenisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
6.   Hopkins (1993) : PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
7.      Kemmis (1998): Action research as a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their on social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.
8.      McNeiff (1992): action research is a term which refer to a practical way of looking at your own work to sheck that it is you would like it to be. Because action research is done by you, the practitioner, it is often referred to as practitioner based research; and because it involves you thinking about and reflecting on your work, it can also be called a form of self-reflective practice.
9.   Rochman Nata Wijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yanh dihadapi atau memperbaiki sesuatu.
10.  Suyanto (1997) : PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
11.  Tim PGSM (1999) : PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran  tersebut dilakukan.
12.  Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas
13.  Secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktik-praktik pembelajaran dilaksanakan. Sumber : http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroom-action-research/
14.  Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Research, yaitu satu action research yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi menjadi meningkat. Sumber : http://nesaci.com/pengertian-dan-karakteristik-penelitian-tindakan-kelas/
Dari berbagai macam penngertian dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diatas dapat di defenisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas menjadi lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Oleh karena itu penelitian tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparative. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal.
Penting dipertegas dalam penelitian ini adalah makna kelas itu sendiri. Dalam bahasa sehari-hari kelas sering diartikan sebagai ruangan tempat siswa belajar dan guru mengajar. Pemaknaan kelas seperti ini sebenarnya salah karena terlalu membatasi proses pembelajaran dalam ruang tertentu saja. Dalam pandangan teori pembelajaran kelas adalah sebagai kelompok peserta didik yang sedang belajar, bukan hanya ruang kelas saja.  Dengan pemaknaan seperti itu siswa belajar tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, tetapi juga termasuk ketika mengadakan praktik di laboratorium, membaca buku di perpustakaan, melakukan praktikum di bengkel kerja, atau berkarya wisata ke tempat-tempat peninggalan sejarah. Oleh karena itu Suharsimi (2007:3), mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di laboratorium, di lapangan, di perpustakaan, bengkel kerja atau tempat kunjungan studi; yang penting di tempat itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar hal yang sama dari guru atau fasilitator yang sama.
2.      Komponen-Komponen Dalam Suatu Kelas Yang Dapat Dikaji Melalui PTK
Komponen-komponen dalam kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan kelas menurut Suhardjono (2007:58), meliputi :
1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium/bengkel kerja, ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah ketika malam hari, atau ketika sedang melakukan kerja bakti di luar sekolah.
2.  Guru, Dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3.  Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang diamati adalah guru, siswa atau keduanya.
5.    Hasil pembelajaran, merupakan  produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.
6.  Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, di sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah lingkungan menjadi lebih kondusif.
7.   Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur.di rekayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan kegiatan sehingga mudah diatur dan di rekayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang di golongkan dalam kegiatan pengelolaan misalnya cara pengelompokan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.
Sumber :

1.      Sukayati.( 2008) Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika,
2.      Kasbolah, Kasihani. 1991. Penelitian Tindakan Kelas: Guru sebagai Peneliti. Makalah  disajikan dalam Lokakarya PTK Bagi Guru SLTP, MTs, SMU, MA dan SMK se-Kodya Malang. Malang: IKIP.
3.      Mohommad Ashori (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima.
4.      Suhardjono (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
5.       Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Dirjen Dikti.
6.      Suharsimi Arikunto (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
7.      Kemmis,S.and Mc.Taggart, R.(1998).The Action Research Planner. Victoria : The Deakin University.
8.      McNiff, J. (1992). Action research: Principles and practice. London: Routledge
11.  http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroom-action-research/

Komponen PTK

Bagian Pembuka

Halaman judul
Lembar pengesahan
Berita acara seminar (baru)
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran
Abstrak/ringkasan

Bab I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah
Pembatasan masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian


Bab II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian teori
Penelitian yang relevan
Kerangka berfikir
Hipotesis tindakan


Bab III METODOLODI/METODE/ PROSEDUR PENELITIAN
Setting penelitian
Subyek penelitian
Sumber data
Teknik dan alat pengumpulan data
Validasi data
Analisis data
Indikator kinerja
Prosedur penelitian


Bab IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi kondisi awal
Deskripsi siklus 1
    1. perencanaan tindakan
    2. pelaksanaan tindakan
    3. pengamatan tindakan
    4. refleksi hasil tindakan
Deskripsi siklus 2
    spt siklus 1
Pembahasan/diskusi
Hasil tindakan

Bab V PENUTUP
Simpulan
Implikasi
Saran


Bagian Penunjang
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

oleh Prof. Dr. Karwono. M.Pd


Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran, menurut Raka Joni (1988) terdapat lima tahapan yaitu:
  1. Pengembangan fokus masalah penelitian
  2. Perencanaan tindakan perbaikan
  3. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi
  4. Analisis dan refleksi
  5. Perencanaan tindak lanjut (lihat gambar 1 dan 2).
Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan LPTK dapat digambarkan sebagai berikut:
siklus.jpg
Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru – baik sendiri maupun dalam kolaborasi dengan dosen LPTK yang menjadi mitranya kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.
Pada gilirannya, dengan perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan secara lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajagi alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Alternatif mengatasi permasalahan yang dinilai terbaik, kemudian diterjemahkan menjadi program tindakan perbaikan yang akan dicobakan. Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan direfleksikan dengan mengacu kepada kreteria-kreteria perbaikan yang dikehendaki, yang telah ditetapkan sebelumnya.
1. Penetapan Fokus/Masalah Penelitian, yang meliputi:
a. Merasakan adanya masalah
b. Identifikasi Masalah PTK
c. Analisis Masalah
d. Perumusan masalah
2. Perencanaan Tindakan, yang meliputi:
a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
b. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
c. Persiapan Tindakan
3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi
a. Pelaksanaan Tindakan
b. Observasi dan Interpretasi
c. Diskusi balikan (review discussion)
4. Analisis dan Refleksi
a. Analisis Data
b. Refleksi
5. Perencanaan Tindak lanjut
a. Prosedur Observasi
b. Beberapa Tindakan